Jumat, 22 Januari 2010

Belum Ada Kasus Pembobolan dana Kepanikan Nasabah Bank di Jatim

Skimmer ATM| Kenali Waspadai Skimmer ATM - Konsolidasi langsung dilakukan oleh perbankan di Jawa Timur pasca kasus pembobolan dana di Bali melalui ATM (automatic teller machine). Enam perwakilan bank yang mengalami masalah pembobolan berkumpul di Gedung bank Indonesia (BI) Surabaya untuk membicarakan langkah-langkah yang harus segera dilakukan. Keenam bank tersebut adalah BCA, Bank Mandiri, BNI, BRI, BII, dan Bank Permata.

Pemimpin Regional BI Jatim Mohamad Ishak mengakui bahwa hingga saat ini belum ada kasus pembobolan dana maupun kepanikan nasabah bank di Jatim. Bahkan, dia juga tidak melihat atau menerima laporan adanya antrean nasabah di ATM untuk mengecek saldo, seperti yang terjadi di Jakarta. "Kantor-kantor BI di daerah bergerak cepat. Semua berkonsolidasi dengan cabang-cabang bank di daerah bersangkutan," ujarnya.

Di wilayah Jatim, Bank Indonesia memiliki kantor di Surabaya, Kediri, Malang, dan Jember. Semua telah meminta kepada bank-bank di wilayah masing-masing untuk mengecek ulang mesin ATM dan electronic data capture (EDC, mesin gesek yang lazim digunakan untuk transaksi elektronik). "Mulai tadi pagi (kemarin, red) telah dilakukan," kata Ishak.

Berdasar penyelidikan awal, diketahui bahwa pembobolan disebabkan adanya pencurian data kartu ATM melalui proses skimming/taping dan pengintipan PIN oleh sindikat pembobol. Pelaku menggunakan alat tambahan berupa ATM Skimmer untuk meng-copy data nasabah secara magnetik.

Karena kejahatan yang dilakukan berbasis teknologi, Ishak mengatakan bahwa BI tidak akan mengambil langkah berlebihan yang bisa menimbulkan keresahan nasabah. BI juga tidak dalam kapasitas mengatur secara teknis permasalahan ATM, seperti halnya tata letak mesin ATM. "Ini kejahatan berbasis teknologi, maka harus dilawan dengan kecanggihan teknologi pula. Dalam konteks ini, BI terus mendorong penggunaan ATM berbasis chip yang hingga kini tidak bisa dipalsukan," kata Ishak.

Saat ini, hampir semua ATM bank masih menggunakan magnetic strip yang cukup mudah dipalsukan. Apalagi jika data-data pelanggan berhasil dicuri. "Memang ada sejumlah bank yang sudah menggunakan chip untuk kartu debit maupun ATM. Tapi, jumlahnya tidak banyak," ujarnya.

Deputi Pemimpin Regional BI Jatim Bidang Sistem Pembayaran Mahmud menambahkan, BI telah mengonfirmasi keamanan sistem ATM di seluruh bank yang beroperasi di Jatim, terutama kepada enam bank yang terkait kasus pembobolan di Bali. "Kita sudah cek sistem ATM mereka. Sudah banyak ATM yang dilengkapi teknologi anti-skimmer. Jadi, kami kira aman dan bisa berjalan normal," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Kanwil III BCA Surabaya Joni Handriyanto mengatakan bahwa pihaknya terus meng-update sistem keamanan perbankan di wilayahnya. Buktinya, sejak tahun lalu, semua ATM BCA di Jatim telah di beri penutup tombol angka. Selain itu juga ada CCTV atau kamera pengintai. "Anti-skimmer telah terpasang," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar